Bimbingan Perkawinan (BinWin) Menyiapkan Keluarga Bahagia dan Harmonis

Sehubungan dengan meningkatnya perceraian di kalangan masyarakat menjadi suatu tanggung jawab yang besar bagi kita semua, termasuk Kementerian Agama Kota Yogyakarta menyelenggarakan Bimbingan Perkawinan (binwin) gabungan angkatan ke IV Tahun 2018, yang dilaksanakan di ruang Balai Nikah Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Kraton Kota Yogyakarta selama 2 hari Senin dan Selasa (23-24 Juli 2018) dengan peserta sebanyak 60 orang calon pengantin, terdiri dari 3 kecamatan diantaranya Kecamatan Pakualaman, Kecamatan Gondomanan dan Kecamatan Kraton dengan 10 materi pelajaran. 

Acara yang diselenggarakan oleh seksi Bimas Islam Kankemenag Kota Yogyakarta ini bertujuan agar dalam membangun rumah tangga baru seharusnya sudah menyiapkan sejak dini rencana progam keluarga, baik dalam jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Sebagai contoh pernikahan dalam 5 tahun pertama pasangan suami istri merencanakan untuk memiliki 2 orang anak, memiliki rumah sendiri dan lain-lain. Agar rencana tersebut dapat terwujud diperlukan adanya pengertian dan komunikasi serta kerjasama antara suami dan istri, sebagaimana dipaparkan oleh Kasi Bimas Islam Drs.H.Maskur Ashari, MA sekaligus sebagai Ketua BP4 Kota Yogyakarta.

Sedangkan narasumber  lainnya adalah Kasubbag TU      H.Abd. Su’ud, S.Ag.,M.Si juga menyampaikan materi dengan tema “ Mempersiapkan Keluarga Sakinah “ memaparkan setidaknya ada 3 bahan baku dalam membangun suatu keluarga baru antara lain persiapan Ruhiyah (spiritual), Persiapan Ilmiyah (ilmu) dan Persiapan Jasadiyah (materi / harta). (dpj/nrl)


Pembinaan Guru Pendidikan Agama Katolik Oleh Penyelenggara Katolik Kemenag Kota Yogyakarta

Fenomena kerasukan atau kesurupan serta praktik eksorsisme akhir-akhir ini sering terjadi. Fenomena ini juga terjadi di lingkungan anak-anak sekolah. Guru Pendidikan Agama Katolik memiliki peran penting sebagai pendidik dan pengajar hendaknya memiliki bekal pengetahuan dan pengayaan tentang eksorsisme. Oleh karena itu, Penyelenggara Katolik Kementerian Agama Kota Yogyakarta mengadakan Pembinaan Guru Pendidikan Agama Katolik Tingkat Dasar dan Menengah dengan tema “Pandangan Gereja Katolik tentang Eksorsisme”.

Bertempat di RPCB Syantikara, Senin (23/07/2018) sejumlah 50 guru Pendidikan Agama Katolik mengikuti kegiatan tersebut. Acara ini dibuka oleh Penyelenggara Katolik Kementerian Agama Kota Yogyakarta, Alexander Budisuwarno, S.Pd selaku Ketua Panitia. Narasumber pertama adalah Pembimas Katolik Kementerian Agama Kantor Wilayah DIY, Kristoforus Sinselius, S.S. 

Pada kesmpatan ini Kristoforus menyampaikan bahwa bapak ibu guru agama Katolik memiliki tanggung jawab untuk menumbuhkan karakter baik dalam diri anak-anak didik. “Bukan hanya kecerdasan yang ditanamkan melainkan nilai-nilai tanggung jawab dan karakter yang kuat untuk membangun gereja, bangsa dan negara”, ungkap Kristo. “Guru Agama Katolik haruslah menjadi guru yang profesional yang menguasai bidangnya dan memiliki komitmen pada instansi”, lanjutnya. Pada sesi yang kedua narasumber Romo Yohanes Dwi Harsanto, Pr yang merupakan Romo Vikep Kategorial DIY menyampaikan tema tentang “Eksorsisme, upaya Gereja mengatasi Kuasa Kegelapan”. Romo Santo panggilan akrabnya menyampaikan berbagai pandangan Gereja Katolik mengenai eksorsisme. Peserta diajak untuk semakin mengerti Ajaran Gereja Katolik tentang Eksorsisme dengan membaca Kitab Suci bersama. Romo Santo mengatakan bahwa setan/iblis hanya bisa diusir dengan Doa, Fokus pada Kuasa Allah Bapa, Yesus Kristus dalam Roh Kudus.***

 

Wakil Walikota Yogyakarta Melepas Kloter 23 SOC

Sehubungan dengan mulainya serangkaian acara keberangkatan haji Kota Yogyakarta tahun 1439 H /2018 M, dengan memberangkatkan sebanyak 437 jamaah yang terbagi menjadi 2 kloter (kelompok terbang) yaitu kloter 23 SOC dan 25 SOC. Untuk kloter 23 SOC mulai diberangkatkan pada hari Senin pagi (23/07) setelah sholat subuh bersama di Masjid P.Diponegoro, dilanjutkan acara pelepasan di Graha Pendawa Komplek Balaikota Yogyakarta yang dilepaskan langsung oleh wakil walikota Kota Yogyakarta Drs.Heroe Poerwadi,MAsebanyak 355 jamaah haji.

Dalam sambutan pengarahannya Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi menyampaikan selamat kepada jamaah yang diberikan kesempatan untuk menyempurnakan rukun islam dan berharap untuk mendoakan Kota Yogyakarta agar tetap aman, tenteram dan sejahtera lahir maupun batin serta kepulangannya nanti mendapatkan predikat haji yang mabrur yang di sambut amiin oleh seluruh jamaah pungkasnya.

Sedangkan Kakankemenag Kota Yogyakarta Drs.H.Sigit Warsita, MA dalam laporannya mengatakan bahwa tahun 1439 H ada 437 jamaah yang diberangkatkan dari embarkasi Kota Yogyakarta, yang terdiri dari 186 jamaah pria dan 251 jamaah perempuan. Untuk jamaah tertua adalah atas nama Sumarti Hadi Widjono dengan usia 85 tahun, sedang untuk jamaah termuda adalah Nabilla Azizah Herdiansari yang berusia 20 tahun. Dari jumlah tersebut  jamaah yang sudah pernah haji sebanyak 11 orang dari 437 jamaah atau 2.5 % dari jumlah calon jamaah haji keseluruhan . (dpj/nrl)

 

‘Engklek Nusantara’ Karya Siswa MAN 1 Yogyakarta Raih Medali Emas Sagasitas Research Competition 2018

Seiring dengan perkembangan teknologi banyak permainan tradisional yang aman dan edukatif bagi anak justru ditinggalkan. Sementara itu saat ini dengan mudah didapatkan beragam permainan(Games) untuk anak-anak, namun tidak semua games tersebut edukatif, bahkan membawa dampak negative bagi anak-anak, seperti cenderung membuat anak menyendiri dan tidak mau bersosialisasi dengan teman-temannya. Kondisi ini menggugah kesadaran segenap anak bangsa, untuk berkreasi.

Seperti yang dilakukan dua siswa MAN 1 Yogyakarta  yaitu A. Iqba Madani dan Farhan Mudzakir, dua siswa kelas XII prodi IPS tersebut berhasil membuat permainan tradisional, yakni Engklek menjadi permainan alternatif, edukatif dan menarik, serta sarat dengan nilai-nilai pendidikan. Keduanya berhasil meraih medali emas dalam Sagasitas Research ompetition 2018 dalam Bidang Kewirausahaan, Jumat-Sabtu (20-21 Juli 2018), di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (Purna Budaya)Universitas Gadjah Mada. 

Engklek yang merupakan permainan tradisional anak-anak yang sangat digemari dan mengambil tempat di halaman, lapangan, maupun tempat lain yang leluasa dan memiliki permukaan cukup datar sehingga kotak-kotak yang telah digambar dapat dilalui dengan lebih mudah. Atas ide kreatif dan inovatif mereka, engklek dikemas dengan praktis, fleksibel, dan menarik.  Dengan memanfaatkan limbah plastik sebagai alas dan pembungkus, serta bahan baku polyfoam dan  benner bergambar.  Sehingga engklek hasil inovasinya, bisa digelar dan dilipat, serta bisa mudah dibawa, serta memudahkan anak-anak untuk bermain bersama, tanpa harus membuat gari-garis kotak, sebagai mana biasa. 

Hasil karya dua siswa tersebut diberi judul “Ensan” Engklek Nusantara (Sebagai Media Pembelajaran yang Inovatif dan Atraktif) tersebut berhasil merebut perhatian para pengunjung pameran dan para dewan juri, serta pakar.  Kemudian setelah melalui tahapan-tahapan dan proses: pameran, kunjungan juri, dewan pakar, fashion show produk, evaluasi, dan mentoring, walhasil karya siswa MAN 1 Yogyakarta tersebut berhasil meraih medali emas. 

Saat ditemui, A.Iqbal Madani berharap, agar kreasi dan inovasinya ini, dapat dimanfaatkan oleh orang banyak, khususnya dalam dunia pendidikan, serta dapat menjaga eksistensi warisan budaya. “Apa yang kita miliki, mari kita jaga, dan kita bagi,”ujarnya, Sabtu(21/7) malam. Ungkapnya, pembelajaran tidak selama harus dilaksanakan dengan membaca buku di ruang kelas, tetapi bisa melalui permainan yang menyenangkan, seperti Engklek ini. 

Atas keberhasilannya, ia dan temannya mendapatkan medali emas, uang pembinaan dan sertifikat, serta pembinaan lanjutan sebagai persiapan untuk menuju Festival Inovasi Kewirausahaan Siswa Indonesia (Fiksi) Tingkat nasional pada beberapa bulan mendatang. (dzl/nrl)

 

 


PTSP Kankemenag Kota Yogyakarta Launching dengan beberapa Unggulan

Rangkaian Gelaran launching Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)  Kankemenag Kota Yogyakarta ditandai dengan penandatanganan sebuah Prasasti oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta Muhammad Lutfi Hamid, yang terlebih dahulu dilakukan tanda peresmian dengan pengguntingan Pita oleh Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi didampingi Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY dan Ka Kankemenag Kota Yogyakarta.

Launching PTSP Kankemenag Kota Yogyakarta dilaksanakan hari Rabu, (11/7/18) berbarengan dengan kegiatan gerak jalan KUB di pagi harinya, hadir sebanyak 325 undangan terdiri dari ASN Kemenag Kota Yogyakarta, Kakankemenag Kabupaten se-DIY,  Kepala KUA se-Kota Yogyakarta, Kepala Madrasah (MIN, MTsN, MAN), peserta gerak jalan KUB dan hadir pula tamu undangan Kapolresta Yogyakarta, Dandim Kota Yogyakarta, unsur Muspika Pakualaman, Kakanwil Kemenag DIY, dan  Wawali Kota Yogyakarta, acara launching Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)  berlangsung di halaman Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta.

Kakankemenag Kota Yogyakarta Sigit Warsita dalam sambutannya selaku tuan rumah menyampaikan beberapa hal tentang keunggulan dari PTSP yang dimiliki Kemenag Kota Yogyakarta, diantaranya mengatakan “ASN Kemenag Kota Yogyakarta sebagai pelayan masyarakat harus memenuhi tuntutan dan harapan masyarakat yang dilayani, keunggulan PTSP yang dimiliki Kemenag Kota Yogyakarta ada 3 (tiga) unggulan yaitu. pertama didalamnya ada Pojok Zona  Integritas sebagai pusat edukasi kepada masyarakat dan ASN tentang korupsi, nepotisme, gratifikasi, pungli  dan program-program Zona Integrtas Kemenag Kota Yogyakarta dalam mewujudkan WBK-WBBM (Wilayah Bebas Korupsi,-Wilayah Birokrasi Bersih Melayani). Keunggulan kedua PTSP Kemenag Kota Yogyakarta terpadu dengan layanan pendaftaran haji, hal ini terlaksana karena petugas BPS-BPIH di  boyong ke PTSP , sehingga selesai urusan dengan BPS calon jamaah haji langsung dilayani di Siskohat untuk mendapatkan nomor porsi keberangkatan, dan unggulan ketiga berupa aplikasi PTSP berbasis Web dimana pendaftaran pelayanan dapat dilakukan kapanpun dan dari manapun, sehingga masyarakat dapat memantau progress penyelesaian pekerjaan melalui PTSP secara online. Kemenag Kota Yogyakarta juga akan meminimalisir kendala tentang pengesahan berkas untuk segera ditanda tangani oleh Pejabat, dengan aplikasi Tanda Tangan digital Online.. 

“nantinya PTSP Kemenag Kota Yogyakarta juga menjadi bagian dari fiturnya milik Pemerintah Kota Yogyakarta di aplikasi “Yogya Smart Service”, kedepan Pemkot akan menyatukan seluruh proses perizinan dalam satu gedung, diharapkan bisa memudahkan koordinasi Instansi horisontal sehingga mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara maksimal” Antara lain sambutan yang disampaikan oleh Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY Muhammad Lutfi Hamid, juga mengatakan bahwa” PTSP Kankemenag Kota Yogyakarta kualitasnya lebih kompetitif, maka sudah menjadi komitmen kita bersama harus merubah mindset dan culture set kita dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, kedepannya kita bukan sekedar memberikan layanan life service tapi harus mampu membuktikan layanan kita harus lebih riel dan lebih cepat serta lebih bagus”.(hms.Nrl)

“GREBEG SILATURAHMI ANTAR IMAN” KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA YOGYAKARTA 2018 PEREKAT KERUKUNAN BANGSA

Indonesia sebagai bangsa yang besar, bangsa yang menjunjung tinggi perbedaan dan toleransi antar umat beragama, selain itu bangsa Indonesia juga dikenal sebagai masyarakat yang plural  memiliki beragam suku, etnik, budaya dan bahasa serta mempunyaenam agama yang resmi diakui oleh negara yaitu : Islam, Katholik, Protestan, Hindu, Budha dan Konghucu. Dengan melihat masyarakat Indonesia yang sangat beragam tersebut maka kerukunan antar masyarakat terutama antar umat beragama tentunya menjadi hal penting untuk diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

Berlokasi di halaman Kankemenag Kota Yogyakarta tepatnya hari Rabu, (11/7/18), Kankemenag Kota Yogyakarta menyelenggarakan Gerak Jalan Kerukunan Umat Beragama dengan memberikan nuansa baru, mengusung tema “GREBEG SILATURAHMI ANTAR IMAN’  melibatkan peserta gerak jalan KUB sebanyak 275 orang, terdiri ASN Kankemenag  Kota Yogyakarta bawah atap, perwakilan (KUA, Penyuluh Agama, Penghulu) se-Kota Yogyakarta, perwakilan Madrasah (MIN, MTsN, MAN) Kota Yogyakarta, perwakilan Ponpes dan perwakilan dari keenam unsur agama yakni Islam, Katholik, Protestan, Hindu, Budha dan Konghucu se-Kota Yogyakarta. 

Kegiatan Gerak Jalan KUB Kota Yogyakarta disemarakkan dengan senam Maumere bersama yang dipandu Instruktur Alifana, yang diikuti seluruh peserta gerak jalan termasuk Kakankemenag Kota Yogyakarta Sigit Warsita. Gerak jalan KUB kali ini mengambil Start dan Finish  di halaman Kankemenag Kota Yogyakarta, dengan melewati rute keenam tempat ibadah dan akan berhenti  sejenak untuk  bersilaturmi sembari memberikan cinderamata berupa Plakat tentang misi “Hormati Keberagaman Cintai Persatuan” yang akan diserahkan oleh perwakilan dari keenam agama Islam, Protestan, Katholik, Hindu, Budha dan Konghucu secara bergantian. 

 
Upacara pelepasan oleh Kakankemenag Kota Yogyakarta Drs. H. Sigit Warsita, MA  diawali do’a bersama dan sebelum melepas peserta gerak jalan KUB, terlebih dahulu Kakankemenag memberikan cinderamata secara simbolis berupa Plakat kepada Koordinator Gerak Jalan KUB Alexander Budisuwarno, S.Pd, didampingi Kasubbag TU Kankemenag Kota Yogyakarta H. Abd. Su’ud, S.Ag.,M.Si selaku Ketua Panitia Penyelenggara Gerak Jalan KUB Kankemenag Kota Yogyakarta 2018. Sebelum melepas peserta gerak jalan KUB dengan mengangkat Bendera Start,

 terlebih dahulu Kakankemenag Kota Yogyakarta memberikan sambutan singkat dengan mengatakan bahwa “gerak jalan kerukunan umat beragama dengan mengusung tema grebeg silaturahmi antar iman yang diselenggarakan Kankemenag Kota Yogyakarta menjadi wujud nyata, bahwa walaupun  kita berbeda dalam pilihan agama,  tetapi kita tetap bisa bersatu bersama untuk membangun bangsa Indonesia utamanya di masyarakat Yogyakarta,  ini bukan sekedar simbol tapi  ini adalah merupakan wujud nyata dari kerukunan kita bersama”, diakhir kata Sigit mengajak semua peserta gerak jalan dengan mengatakan “dari Yogyakarta kita bangun masyarakat yang rukun, damai dan sejahtera” dengan mendapatkan apresiasi dari semua peserta. (hms.Nrl)